My
Terlepas dari suami bekerja atau tidak, menjadi perempuan teteup perlu memiliki independensi ekonomi. Bukan untuk bersaing ya, tapi untuk bisa saling bantu cukup-mencukupi. Namanya juga hidup, pasti ada fase rezeki sedang lebih, lancar, seret, minus, minus kuadrat dst. Apapun kondisinya kita dituntut untuk serba siap dan siap menghadapi perubahan. Pengalaman pandemi kemarin sudah sangat banyak mengajari kita tentang itu. Apalagi anak makin besar, makin ke sini tanggungjawab orang tua makin banyak. Makin ke sini biaya pendidikan, biaya hidup, biaya kesehatan dan biaya lain-lain juga makin besar ya buuk.


Terlepas dari status kita lulusan apa, sekolah di mana, fase cemas akut yang saya alami jelang lulus kuliah dulu justru lebih banyak bertanya dalam diri "setelah lulus dan dapat ijazah, saya mau ngapain ya? Saya bisa apa saja ya? Apa yang nanti bisa saya perbuat secara nyata di masyarakat? Apa artinya nilai bagus dari sekolah bagus kalau saya ternyata nanti tidak bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat dan bermakna di lingkungan saya?" dan pertanyaan2 kecemasan tentang "pertanggungjawaban diri" lainnya. 

Dan, daripada sibuk berlama2 pasif menunggu jawaban lamaran pekerjaan, kita bisa loh memulai obah membangun lapangan kerja sendiri. Ya minimal untuk diri kita sendiri, Alhamdulillah kalau juga punya cita2 untuk orang lain semoga diijabahi Yang Maha Baik. Aamiin yaa. Terlepas dari suara2 miring "lulusan xxx kok cuma kerja di rumah, kok cuma kerja begini begitu aja?". Yaah, kalau saya ya udah sih biarin, toh mengutip tagline produk apa ituu?🤭 ~manis(pahitnya)nya hidup kita yang tentukan~. Bukan orang lain👌🏻.

Justru berwirausaha itu sebuah keberanian, berdamai dengan ketakutan2 dan seni membangun strategi menghadapi resiko A B C dst, solusi nyata untuk mengurangi pengangguran dan ketidakberdayaan. Juga jadi sebuah langkah menyayangi diri sendiri, menghargai diri kita sendiri, menghargai potensi/skill diri, meyakini diri bahwa kita bisa loh berdaya secara mandiri, plus menjadikan diri kita BERNILAI. Ujung-ujungnya sih juga akan turut membantu meningkatkan perekonomian negara karena kita jadi rutin bayar pajak ya😁. 

Itu sih (baru) sedikitnya alasan kenapa perempuan perlu banget banget punya ketrampilan, menekuninya dan wajib  mengupgradenya. Termasuk Ibu2 SRIMPY binaan Divisi Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)  RI dan Rumah Pintar Pijoengan ini yang kemarin lusa semangat banget belajar bikin pola dan potong bahan seragam anak. Harapannya supaya ke depan mereka jadi lebih terampil dan mampu menjadikan ketrampilannya sebagai modal pendukung usaha menjahit, yang berujung pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarganya. Aamiin🙏🏻. Maturnuwun Ibu Han Riana Rahmawati sudah berbagi kesempatan dan ketrampilan, sehat terus Buu🥰🤗.

Semangat terus bertumbuh, Ibu-Ibuu dan para perempuan hebat!💚


Bantul,
Dwi Ajeng Vye




#ZakatCommunityDevelopment
#PemberdayaanEkonomiPedesaan
#PemberdayaanPerempuan
#SemangatBerkaryaTerusBerdaya 🇲🇨


0 Komentar