Hari ini, 31 tahun yang lalu Ibu berjuang melahirkan saya atas bantuan simbah dhukun. Iya, karena di desa kami saat itu belum ada tenaga medis semacam dokter atau bidan sehingga masih menggunakan cara-cara tradisional dalam proses persalinan.

Hari ini, 31 dan Segala yang Datang Berlalu Pergi Silih Berganti. Kadang merasa diri ini masih muda yang begitu banyak ambisi meraih dan mewujudkan mimpi-mimpi yang belum tertunaikan hingga kini. Selalu ada spirit dan harapan untuk bisa terus bergerak, seakan hidup masih seribu tahun lagi. Rasanya baru kemarin menikmati kuliah, perjalanan ke sana ke mari sendiri, berjumpa dengan siapapun yang pernah singgah dan pergi lagi. Rasanya baru kemarin ya. Mungkin benar, tanpa kesadaran kita tidak akan pernah merasa sadar atas kini saat ini.

Membuat judul ini seperti terasa berat. Ada banyak hal yang rasanya tidak bisa tertuliskan dalam kata-kata. Momen mengulang hari lahir tahun ini mengajak saya untuk kembali merenungi segala perjalanan hidup yang tertempuh hingga hari ini. Ada banyak yang datang dan pergi, semua memberikan makna yang mungkin pernah mengecilkan sekaligus pada akhirnya juga mendewasakan. Rasanya ingin sekali berterimakasih kepada siapapun yang pernah hadir, mengisi setiap jejak perjalanan dulu hingga kini. Tanpa mereka, saya tidak akan sampai di sini.

Begitu juga segala hitam dan putihnya hidup, semua juga memberikan makna. Apapun warna itu, berterimakasihlah pada setiap hal yang pernah tinggal da hidup di dalam hatimu. Banyak sekali kata yang ingin ditulis, tapi keterbatasan nurani laiknya tak melampaui. Dalam kebesaran nikmat Tuhan, kadang kita merasa kerdil. Betapa kesombongan diri tak lebih besar dari besarnya karya Tuhan di semesta ini.

31 dan segala yang datang berlalu pergi silih berganti. Sekali lagi, Matur Nuwun Gusti.🙏🏻


Bantul,
Dwi Ajeng Vye


0 Komentar