Membuat keputusan resign dari pekerjaan formal adalah kali kedua yang saya alami, setelah sebelumnya juga saya lalukan di penghujung tahun 2015 yang lalu. Kali kedua ini, mungkin lebih terasa berat, mengingat sudah 2,5 tahun saya masuk dunia anak usia dini. Menjadi bagian dari dunia mereka adalah sebuah kebahagiaan, kesyukuran dan keberkahan untuk saya. Dunia yang memberikan kebebasan berekspresi dan bereksplorasi diri. Kalau diceritakan apa saja, panjang banget yaa, kapan-kapan saja saya buat tulisannya. Kali ini fokus tentang fulltimemom dulu ya!✌
Sejak kecil saya sangat ingin menjadi perempuan berkarir yang bisa mandiri tanpa bergantung kepada orang lain. Bersyukurnya, saya tipe orang yang suka aktif bekerja dan bergerak. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, setiap momen dalam perjalan hidup saya memberikan cara pandang saya. Setelah bulan September 2018 yang lalu melahirkan anak, melalui beberapa pertimbangan, akhirnya saya memberanikan diri untuk resign dari pekerjaan formal. Mungkin ini lah kesempatan saya untuk memberanikam resign, mengingat saya sebenarnya sudah terlanjur mencintai dunia anak usia dini. Mengapa?

Benar. Saya ingin mendampingi anak. Senang? Tentu. Meskipun tak bisa dipungkiri, pasti itu artinya kondisi perekonomian keluarga akan terganggu. Tetapi saya mencoba berpikir positif bahwa rezeki Tuhan tidak akan tertukar dan pasti ada jalan lain untuk itu mencari dan mendapatkan rezeki yang halal dan memberkahi. Amin.

Lalu, bagaimana rasanya menjadi fulltimemom? Saya masih terus belajar bersyukur, karena tidak semua ibu dapat mendampingi sang buah hati setiap hari. Mengingat, zaman sekarang juga banyak sekali ibu yang bekerja. Bagi saya, semua ada kelebihan dan kekurangan. Mohon jangan dibanding-bandingkan yaa. Bagaimanapun teknis perannya, insyaAllah semua ibu di dunia pasti ingin memberikan hal-hal terbaik untuk anaknya.珞.

Menjadi fulltimemom juga memberikan kesempatan lebih banyak kepada saya untuk dapat belajar, membaca, serta berkarya. Semua hal yang saat masih bekerja formal, sulit untuk saya lakukan. Sulit karena waktu saya lebih banyak habis untuk memikirkan pekerjaan formal. Tidak ada lagi selain harus banyak bersyukur, bukan?

Meskipun, juga tak jarang saya merasa jenuh dengan rutinitas harian dengan peran yang sekarang. Tetapi, saya pikir, manusia memang tidak pernah memiliki rasa cukup... Ingin begini, saat sudah diwujudkan, ingin begitu. Dan sebaliknya. Begitu seterusnya..

Setiap kita mendapatkan, pasti kita juga  kehilangan. Iya..sudah tentu rumusnya akan seperti itu. Tinggal kita atau khususnya saya sendiri yang harus terus belajar dan tak hentinya belajar bersyukur. Tidak ada yang sempurna, tetapi dengan bantuan Tuhan, semua menjadi terasa sempurna karena kesyukuran kita.

Lalu, untuk mengatasi kejenuhan rutinitas sebagai fulltimemom bagaimana?
Selama menjalani peran baru saya ini, ada beberapa hal yang saya coba lakulan untuk mengatasi kejenuhan rutinitas,  yang mungkin juga bisa kamu coba lakukan. Apa aja? Simak yuk!

1. Ubah jadwal aktivitas
Menurut saya, sesekali mengubah jadwal aktivitas harian sangat membantu menyegarkan diri kita sebagai ibu. Tidak perlu diubah semua sih, bisa beberapa saja, disesuaikan dengan kebutuhan prioritas. Misalnya, kalau saya tidak mau mengubah jadwal tidur anak dan jadwal makan saya/menyusui anak karena hal itu berkaitan erat dengan kesehatan fisik. Sebab, badan kita pasti sudah memiliki pola tersendiri, yang jika diubah tanpa konsistensi/rutin, bisa mempengaruhi fisik kita. Kalau saya, hal yang aaya ubah biasanya adalah jadwal mandi ibu,   memandikan anak, memasak, mencuci baju, menyetrika.

2. Rapikan kamar tidur/rumah
Merapikan kamar tidur/rumah/ruang yang setiap hari sering kita jadikan tempat beraktivitas. Merapikan ruangan dijamin pasti akan memberikan suasan yang nyaman, lega, dan yang pasti jadi lebih leluasa dalam beraktivitas karena barang-barang tidak berantakan atau berserakan.

3. Lakukan hobi/hal-hal yang disukai
Melakukan hal-hal yang kita sukai pasti memberikan kebahagiaan batin untuk kita. Selain dapat menyegarkan diri, barangkali kita dapat kembali menekuni kembali passion kita sehingga semoga akhirnya dapat menjadi lahan rezeki. Alhamdulillah kan yaa. Amin.

4. Dengarkan musik beda genre
Saya termasuk orang yang kurang betah kalau sepi dan tidak ada musik. Saya lebih seringnya adalah mendengarkan radio. Nah, biasanya saya akan memindahkan channel radio ke channel yang jarang saya dengarkan. Meskipun awalnya terdengar aneh, tetapi pelan-pelan saya dapat menikmatinya. Lumayan asik dan menyegarkan telinga..

5. Luangkan hari untuk berlibur ke luar rumah
Menurut saya, berlibur ke luar rumah adalah hal yang sangat penting. Selain memberikan kesegaran diri, ini juga dapat menjadi quality time bersama suami dan anak. Tidak harus yang jauh dan mahal yaa.. yang penting kita nyaman, serta bujet memenuhi. Kalau saya sih lebih suka piknik ke tempat wisata alam, toko buku, atau sejak punya bayi harus belajar piknik ke mall karena nggak panas dan lebih bersahabat dengan bayi karena udaranya dingin. Yaa meskipun sebenarnya nggak begitu tertarik dengan mall, tapi nggak apa lah, kan cuma sesekali. Nanti kalau bayi sudah semakin besar, baru lah bisa diajak piknik ke mana aja dan pilihan ke mall bisa dihapus.✌.

Nah Bunda, itu beberapa tips yang mungkin bisa dicoba. Mungkin ada tips lain? Boleh banget share di kolom komentar yaa Bunda. Thankyou珞.




Yogyakarta,
Dwi Ajeng Vye

0 Komentar