Tahun 2018 datang dengan penuh misteri. Entah apa dan bagaimana kejutan di tahun ini, tetapi semoga kita semua senantiasa bersyukur atas segala hal yang masih bisa kita lihat, rasakan, dan lakukan hingga saat ini.

Tahun demi tahun, waktu akan terus berjalan dengan jalannya sendiri. Kita sebagai manusia bahkan tidka bisa menghentikan waktu, atau memutar, mempercepat, atau memperlambat waktu. Kita hanya bisa menjalani waktu dengan penuh kesadaran. Iya, karena dengan kesadaran penuh maka kita bisa memahami dan menyadari posisi diri bersama ruang dan waktunya sendiri.

Pernah suatu hari saya sempat mendadak sensitif. Membuka kembali folder-folder file lama yang dengan cepatnya mendatangkan memori-memori lama bersama para sahabat perjalanan. Seketika dunia terasa sepi dan sepi. Hanya ada rasa rindu dan rindu yang membuncah tetapi tertahan. "Ternyata ya.. waktu begitu cepat berlalu. Sekarang kami semua sudah hidup pada jalannya dan hidupnya masing-masing.", begitu isi pikiran yang muncul saat itu.

Begitu lamanya saya menjalani hidup sebagai anak kos dan anak muda yang ke mana-mana seringnya sendiri, ke mana saja bebas mau melakukan apa saja. Mengembangkan diri, minat, bakat, atau mengembangkan pertemanan. Ya... zaman itu sudah berakhir. Sekarang zamannya sudah berbeda. Masing-masing dari kami sudah memiliki kesibukan dan tujuan hidup sendiri.

Bukan baru kali ini saya merasa demikian. Sebelum benar-benar menikah, saya sempat berpikir dengan pertanyaan "Apakah ketika setiap orang sudah menikah, mereka akan kemudian menjadi terisolasi (menutup diri terhadap pertemanan) atau acara dan kegiatan yang bersifat mengembangkan diri maupun pertemanan?". Dulu menjadi wacana pertanyaan, dan ternyata apa yang saya pertanyaakan, kebanyakan jawaban benar adanya... dan dengan demikian, hal yang mendasar perlu kita lakukan adalah menjalani waktu dengan sadar. Sadar sedang berada pada waktu kapan, sadar sedang berada di tempat mana, sadar bahwa setiap orang memiliki tujuan hidup masing-masing...


Yogyakarta,
Dwi Ajeng Vye

0 Komentar