Delapan tahun terakhir, setelah saya resmi menjadi mahasiswa Sastra Nusantara (Sastra Jawa) saya banyak belajar tentang budaya Jawa, dan yang paling banyak berpengaruh adalah kesenian musik karawitan. Salah satu hal yang saya senangi dari semua proses pembelajaran adalah, bahwa sedikit demi sedikit saya merasa ingin kembali menjadi diri saya sendiri, kembali pada tradisi dan budaya dari nenek moyang saya yang adalah orang Jawa. Salah satunya adalah kebaya.
Bertahun-tahun saya sering mengikuti kegiatan pementasan seni musik karawitan membuat saya kini sangat menyenangi kostum kebaya atau berkain. Ketika perempuan berkain menurut saya nampak sangat nJawani atau Indonesia sekali, yang tidak hanya nampak cantik fisik tetapi juga inner beauty dan keanggunan yang dibawanya.
Sejarah itulah yang akhirnya membuat saya suka dengan kebaya hingga beberapa hari lalu sempat nekat membuat kebaya sendiri. Awal mulanya, alhamdulillah seorang sahabat saya memberi hadiah kain untuk bridesmaid saat acara pernikahannya. Senang karena itu berrati koleksi kain saya jadi bertambah.hihi. Tetapi juga sedih karena kondisi finansial saya bulan ini sangat terbatas untuk biaya menjahit. Lagi pula, jasa jahit di bulan ini pasti banyak yang penuh karena sudah menjelag hari lebaran. Berpikir....bagaimana ya?
........Aha! akhirnya, ya sudah saya pun nekat membuat kebaya.

Ini kain hadiah dari sahabat saya.. kain jarit prada emas (untuk bawahan) dan kain untuk atasan (kebaya):





Sebelumnya, alhamdulillah saya sudah punya pola blouse ukuran badan saya. Kebetulan pola itu sudah saya buat sebagai kegiatan praktik kursus menjahit di Rumah Pintar, Piyungan, Bantul. Sebenarnya ada sendiri sih materi  kebaya tetapi saya belum mendapat giliran menerima materi tersebut. Namun karena darurat, jadi saya nekat (sok) bisa membuat kebaya..hihi



Selain memakai pola blouse, saat praktik membuat kebaya saya juga dibantu mencontek kebaya punya saya yang sudah jadi. Lumayan lah, setidaknya bisa untuk referensi cara membuat kerah, beef, kancing, dan lainnya :D






Pukul 19.30an saya mulai memotong pola.. Potong demi potong, jahitan demi jahitan, dan seterusnya. Barulah pukul 00.00an saya selesai menjahit kebaya. Hoamm.. saking semangatnya jadi sampai lupa waktu untuk tidur :||

 




Setelah melalui banyak tahapan dan lika-liku menjahit,
akhirnya jadilaaaahhhhh....kebaya kutu baru semi kartini amatiran ala saya :)))
EEhh, tapi jangan tertipu gambar ya.. tampilan luar sudah sudah lumayan, tetapi jahitan dan teknik pembuatan mungkin masih banyak yang belum rapi dan benar sesuai teknik pembuatan kebaya yang sebenarnya.hihi. Tapi its okey, setidaknya sudah berani mencoba ya :D



 

  Ohiya, kemarin juga ada yang sempat komen "Beefnya kekecilan atau gimana itu?"
Iya sih, kalau membuat kebaya kutu baru kebanyakan beef agak lebar karena smenurut saya seni kutu baru ada di situ. Tetapi karena saya pakai kebayanya dengan berhijab, jadi secara pribadi saya lebih menyukai kebaya kutu baru semi kartini sehingga beef sengaja saya buat lebih kecil.

Nah, itu cerita yang bisa saya bagi buat kamu. Mungkin besok kamu mau coba praktik membuat kebaya juga? semoga sukses ya!


Yogyakarta,
Dwi Ajeng Vye

0 Komentar