Behind the scene 'di balik layar'. Di mana-mana yang namanya di balik layar selalu sering tidak terlihat oleh siapapun yang berada di depannya. Seperti halnya pertunjukan seni, yang nampak oleh mata penonton adalah orang-orang yang berada di depan. Padahal, setiap pertunjukan tidak hanya sukses karena orang-orang yang berada di depan, tetapi semua orang yang berada di semua titik dan posisi memiliki sumbangsih terhadap keberlangsungan pertunjukan seni tersebut. Itu hanya analogi yang saya contohkan.
Dalam hidup pastinya kita juga memiliki cerita di tiap perjalanan. Tak jarang cerita tersebut memberikan kita sebuah pengalaman yang mampu menumbuhkan kita menjadi lebih baik atau justru semakin kurang baik. Baik dan tidak baik sebenarnya relatif, karena bagaimanapun kita sendiri lah yang lebih tahu dan pah tentang keinginan dan kebutuhan kita. Lalu hubungannya perjalanan hidup dan behind the scene, apa?
Saya selalu mengapresiasi orang-orang yang berani untuk menguji dirinya sendiri demi ke-menjadilebihbaik-an dirinya, dalam hal ini adalah batin dan spiritualnya. Memang, tak semua orang mau berpikir jauh ke depan. Semua yang tampak di depan mata kita memang menggiurkan, tetapi apa iya kita hidup hanya untuk sesuatu yang fisik?
Menjadi behind the scene bagi saya salah satu tingkatan yang tinggi bagi batin dan spiritual kita sebagai manusia. Di sana selalu mengajarkan kita bagaimana kita tak selalu menonjolkan ego untuk selalu dilihat orang. Bagaimana kita tak menyombongkan diri atas apa yang telah kita lakukan. Bagaimana kita bisa berlapangdada saat pengakuan atas karya kita hilang begitu saja. Dan ajaran-ajaran lain yang muncul dan terjadi.
Saya teringat dengan cerita seorang teman saya yang hatinya tengah bergejolak ketika ia akan pembukaan pameran karyanya. Bergejolak, antara akan mempublishkan poster atau tidak. Padahal (menurut saya) itu adalah event besar dan cukup bergengsi. Okey, di sinilah salah satu hubungan behind the scene dan perjalan hidup yang saya maksud. Saya tak mau banyak berkomen, melainkan mencoba memahami atas kondisi yang dialami oleh teman saya tersebut. Setelah mencoba memahami, kesimpulannya adalah: dia sedang "bertumbuh", dan itu perlu diapresiasi. Sebab, tak semua orang mengalami hal demikian meski sebenanya saya juga pernah mengalami kondisi demikian. Dan perjalan hidup lah yang menjadikan gejolak seperti itu. Bagi saya itu tingkatan keikhlasan yang cukup tinggi.. dan saat gejolak itu juga kamu alami, maka bersyukurlah. Ternyata Tuhan saat itu sedang akan "menumbuhkan"mu. Wish always all of our self be better. Amin. :)


Yogyakarta,
Dwi Ajeng Vye


0 Komentar