Ini adalah jeda waktu (bukan ter)panjang saya benar-benar vacum terhadap laptop atau komputer. Setelah akhirnya laptop "hang" dan suda tak bisa dihidupkan, saya pun memutuskan untuk memuseumkan laptop saya. Sejak saat itulah saya absen dari berdiam diri di depannya. Padahal, aktivitas saya selalu membutuhkan laptop untuk mengedit foto, mengetik, ngenet, atau apalagi lah yang membuat hidup saya semakin terbantu karenanya. Apalah mau dikata, laptop harus off. Okey, mungkin inilah cara Tuhan untuk menegur saya. :)
Tak berhenti di situ, vacumnya laptop saya membuat saya harus fight untuk mendownload beberapa aplikasi smartphone. Semacam instan sih, tetapi saya kira ini solusi terbaik di saat kondisi laptop seperti ini. Apalagi namanya juga smartphone 'ponsel pintar', harapannya ia mampu menjadi pengganti (sementara) laptop yang sedang rusak.
Ah, Tuhan Maha Bijaksana ya.. selalu menyapa dengan bahasa yang istimewa. Saya rasa saya memang harus bersyukur karena dengan laptop saya rusak, saya bisa memanfaatkan segala sesuatu yang saya miliki dengan lebih maksimal dan kreatif. Dan secara tidak langsung hal ini juga melatih saya tentang hal-hal lainnya. Bagaimana saya juga bisa memaksimalkan apa yang saya miliki, mungkin bakat(?) misalnya, atau apapun itu. Yang jelas, keterbatasan mengajarkan pada saya tentang keberusahaan dan keberjuangan..

Yogyakarta,
Dwi Ajeng Vye

0 Komentar