(Photo by: temannya Bima)

Well, setelah tertunda sekitar dua bulan, akhirnya hari ini saya berhasil mensharingkan momen ini dalam versi kata-kata. Yup, tepatnya  hari Rabu, 20 Agustus 2014, di sebuah desa bernama Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Yogyakarta. Sore itu saya bersama teman-teman KKN PPM UGM mengadakan acara "Pelatihan Membuat Kerajinan Tangan" untuk remaja putri dan ibu-ibu yang ada di sana. Lebih tepatnya sih yang mengadakan acara tersebut adalah mereka, lalu saya diundang untuk menjadi pemateri. Acara ini adalah salah satu program kegiatan KKN UGM yang bertujuan untuk mengembangkan UMKM. Awalnya seorang teman saya (sebut saja Bima, bukan Bunga lho! :D) menawarkan kerjasama kepada saya untuk menjadi pemateri di acara tersebut. Sebenarnya saat itu jadwal acara pribadi saya masih padat, tetapi karena saya rasa ini adalah kesempatan yang baik untuk saya belajar berbagi, maka saya pun menerima tawaran tersebut. Setidaknya acara tersebut juga bisa menjadi "obat" atas kerinduan saya untuk bermain-main dengan benang dan jarum karena sudah beberapa minggu di bulan itu sedang libur berkarya dikarenakan kesibukan saya yang lain.
Lanjut ke hari H, sore itu pelatihan diikuti oleh sekitar 20 orang yang terdiri dari anak-anak perempuan, remaja perempuan dan ibu rumah tangga (tetapi kebanyakan adalah ibu rumah tangga). Eh, ada laki-laki juga sih tetapi hanya satu orang (saya lupa namanya, padahal sudah kenalan :D) dan ia adalah anak KKN. Seperti acara Woman Creartive Day #1, #2 dan #3, di pelatihan ini kami belajar membuat kerajinan dengan teknik jahit dengan tangan. Namun, kali ini kami belajar berkarya membuat dua bentuk yaitu bross dan gantungan kunci/ tas. Awalnya saya sempat bingung menentukan bentuk yang akan saya bagikan dan ajarkan kepada mereka karena memperhitungkan efektivitas dan efisiensi waktu (2 jam). Akhirnya saya pun menyiapkan bahan-bahan membuat bross dan gantungan kunci untuk mereka. Setelah saya coba memperlihatkan beberapa contoh hasil karya saya (bross dan gantungan kunci/ tas), saya coba menawarkan kepada peserta tentang keinginan dan ketertarikan mereka agar mereka tak begitu kesulitan dan bisa menikmati proses belajar berkarya, dan ketemu lah jawabannya. Mereka memilih untuk belajar membuat bross berbentuk bunga dan gantungan kunci/ tas. Akhirnya mulailah kami belajar membuat bross bunga dan gantungan. Sebenarnya juga, meskipun bahan gantungan kunci sudah disiapkan, tetapi itu bukan menjadi materi utama sebab tadinya saya kira akan sangat ribet dan membutuhkan waktu yang sangat lama, tetapi ternyata tidak demikian. Beruntungnya saya sudah menyiapkan beberapa gambar model untuk gantungan yang bisa mereka gunakan sebagai contoh (bahasa Jawa-nya: ngeblat), sehingga proses pembuatan gantungan tidak terlalu ribet dan lama (karena mereka tak perlu mikir untuk menentukan model untuk karyanya). 


(Judulnya adalah "Belajar Berkarya Bersama", jadi saya juga ikut belajar berkarya.hihi. Photo by: temannya Bima)




Hal yang menarik bagi saya, di pelatihan ini tidak semua peserta pernah menjahit dengan tangan tetapi saat pelatihan kemarin mereka tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menjahit dengan tangan, bahkan rata-rata cukup lihay. Memang sangat membutuhkan kesabaran sih ketika mengajari peserta, sebab kemampuan masing-masing orang berbeda-beda. Ketika beberapa orang ada yang sudah berhasil menjahit dengan baik dan lancar, sedangkan ada beberapa orang lainnya masih "loading" atau salah melakukannya, maka saya harus lebih sabar lagi untuk menjelaskan dan mengajari per-orang serta memastikan mereka sudah berhasil menjahit dengan benar. Begitu juga ketika menghadapi peserta yang sangat "cerdas" dan memburu saya untuk segera melanjutkan proses berkarya, maka saya juga harus lebih sabar lagi untuk mengajak mereka agar sabar menunggu peserta lain. Ya begitulah ketika belajar berkarya bersama, harus banyak sabar.


(Ibu-ibu sedang fokus menjahit. Photo by: temannya Bima)

Dalam pelatihan ini kualitas karya belum menjadi target atau fokusitas belajar. Kualitas emmang penting sih, tetapi untuk tahap belajar awal maka (menurut saya) kami fokus dulu ke teknik menjahit dan menciptakan rasa senang belajar. Kalau sudah berhasil, maka lama-lama mereka akan terlatih dan akan berusaha berkarya dengan rapih. Jadi di pelatihan ini mereka saya bebaskan untuk berkarya sesuai kemampuannya dan kenyamanannya. Ketika saya melihat karya milik ibu-ibu peserta, saya malah merasa sangat senang. Meskipun secara kualitas belum rapih tetapi mereka berkarya dengan semangat. Mereka juga tak segan dan malu untuk bertanya kepada saya ketika mereka belum tahu. Justru malah saya yang saat itu sedang diuji untuk bagaimana bisa bersikap positif dan mengapresiasi mereka, bagaimanapun bentuk hasil karyanya. Di sini pula lah mental saya sedang diuji, sebab mengapresiasi dari hati (jujur) dan pura-pura bisa dirasakan bedanya kan ya? :)
Yang jelas, saya mendapatkan manfaat dari pelatihan ini. Pelatihan ini membuat saya menjadi lebih bersemangat untuk terus belajar berbagi. Juga, pelatihan ini menjadi salah satu langkah untuk meyakinkan saya atas salah satu mimpi saya yaitu menjadi aktivis sosial dan memberdayakan masyarakat khususnya perempuan (maaf ya laki-laki, ini bukan tentang diskriminasi, tetapi tentang waktu dan kemampuan saya. Semoga kelak saya juga memberdayakan engkau. Amin.). Hal yang lebih penting lagi, belajar berkarya bersama ini juga menjadi salah satu media untuk meyakinkan kepada masyarakat lain bahwa semua orang bisa berkarya. Tidak hanya orang yang berlatarbelakang seni atau berketrampilan crafting saja yang bisa berkarya kerajinan tangan, tetapi semua orang bahkan non seni dan non ketrampilan juga bisa berkarya. Semua orang berhak untuk belajar berkarya, dan (menurut saya) salah satu cara untuk memberikan haknya tersebut adalah dengan memberikan kesempatan mereka untuk belajar berkarya.
Bagi saya, mereka adalah salah satu sumber inspirasi dan motivasi saya. Dari mereka saya bisa belajar bagaimana menentukan materi saat pelatihan-pelatihan selanjutnya (amin), belajar tentang menghargai dan mengapresiasi semua karya bagaimanapun bentuknya, belajar tentang kesabaran, belajar tentang berkomunikasi, dan lainnya. Terima kasih teman-teman KKN PPM UGM dan semua peserta pelatihan untuk kesempatan, perjumpaan dan kebersamaannya. Semoga di kesempatan lain kita bisa berjumpa dan belajar berkarya bersama lagi. Amin.

(Sebagai penutup acara, kami narsis bersama hasil karyanya ibu-ibu. Sayang sekali beberapa ibu lainnya tidak bisa ikut foto karena sudah pulang duluan. Photo by: Bima)

Sebagai ending dari tulisan ini, saya akan berpromosi lagi :D. Bagi kawan-kawan lainnya yang berminat untuk mengadakan pelatihan membuat kerajinan tangan baik untuk acara pribadi maupun kelompok, sosial maupun komersil, silakan bisa menghubungi via sms/ telepon ke nomor kontak: 089-692-664-822 (Dafa Collections). Jangan takut berkarya, sebab semua orang berhak untuk berkarya. Semangat ya! :)



Yogyakarta,
-Dwi Ajeng Vye-

0 Komentar