Kali ini saya akan berbagi tentang “kelainan laku”. Kelainan yang saya artikan sebagai ‘sesuatu yang lain atau sifat yang lain’ dan laku ‘sikap; tindak-tanduk; gerak’. Sekali, dua kali, atau banyak kali, mungkin kamu juga pernah mengalami kelainan laku? Misal: aktivitas presentasi. Sebelum kita melakukan presentasi, kita menyiapkan bahan-bahan yang akan dipresentasikan. Mempersiapkan kata-kata ini-itu dengan bahasa tubuh seperti ini-itu, bahkan mungkin juga mencoba praktik berpresentasi di depan cermin, seolah sedang melakukan presentasi yang sebenarnya, dan juga menyiapkan mental dengan kepercayaan diri dan keberanian diri yang penuh serta menanamkan pada diri sendiri “aku bisa, aku mampu”. Namun, ketika waktu presentasi itu datang dan mempersilakan kita untuk beraksi nyata yaitu berpresentasi, semuanya buyar. Semua yang kita siapkan hilang seketika. Kita mengantongi ini, tetapi yang kita keluarkan adalah itu. Berseberangan; bergeser. Saat presentasi sudah selesai, barulah kita menyadari bahwa pada saat presentasi tadi kita mengalami pergeseran itu dan semua performa kita saat preentasi sangat tidak seperti yang kita siapkan atau rencanakan. Nah, itulah yang saya namakan “kelainan laku”.
Saya pun sempat bahkan sering dibuat heran oleh “kelainan laku” itu. Entah mengapa, kelainan laku terjadi tanpa kontrol dan bahkan tanpa sadar. Sadar sih tapi seringnya pasca-berlaku. Sebenarnya saya kurang tahu penyebab yang sebenarnya tentang mengapa bisa terjadi demikian, tetapi saya mencoba mengidentifikasinya. Seperti pengalaman ilmu psikologi yang pernah saya dapat saat mengikuti terapi psikologi, tahun 2012 lalu, yaitu dengan cara mencari dan menelusuri sumber penyebabnya. Setelah saya coba, saya menemukan 5 poin yaitu ketakutan, kekhawatiran, ketidakpercayadiri-an, kekurangfokus-an, dan ketidakjujuran-an. Namun, saya masih perlu jawaban yang sebenarnya tentang penyebab “kelainan laku”. Mungkin ini pertanyaan konyol bagi kamu yang membaca tulisan ini, tetapi saya rasa pertanyaan itu penting untuk ditelusuri jawabannya. Setidaknya itu juga menjadi langkah untuk mengenali diri kita sendiri. Mungkin kamu mau berbagi atau sharing pengetahuan atau pengalaman tentang itu kepada saya? Silakan, dengan senang hati. Bisa melalui email saya: dwi_ajeng_f@yahoo.com . Thanks! :)



Yogyakarta,
-Dwi Ajeng Vye-

0 Komentar