Siapa bilang improvisasi hanya ada di bidang musik atau teater atau tari atau apa lagi (?). Bahkan mencari hiburan untuk dijadikan sebagai penghibur juga perlu coba memberlakukan improvisasi. Setahu saya, improvisasi itu mengeluarkan sesuatu (gerak, suara, nada, kata-kata, dan sebagainya) tanpa mengonsep terlebih dahulu. Jadi benar-benar spontan dan tanpa berpikir panjang lebar.
Okey, improvisasi yang saya maksud dalam postingan ini adalah dalam frame "mencari hiburan sebagai penghibur". Saya membuat pandangan ini setelah suatu malam saya melakukannya; pengalaman pribadi.
Suatu malam ketika saya benar-benar sedang mengalami (seperti) kelelahan rasa, fisik dan pikiran yang sangat membuat saya ingin mencari hiburan. Karena saya suka bersepeda, saya memanfaatkan bersepeda untuk jalan-jalan ke sekitar jejalanan Jogja. Saya menghentikan perjalanan bersepeda di sebuah tempat penjual jagung bakar langganan saya. Karena agak sepi, beberapa menit setelah pesan, sebiji jagung bakar dan segelas es teh pun datang. Sesaat sedang menikmati jagung bakar, datanglah seorang pengamen; bapak-bapak. Mengamen dengan memainkan gitar dan harmonika. Dalam hati saya merasa terhibur, karena selain musik yang disuguhkan enak didengar, cara menyuguhkannya juga lain (karena sudah sangat sering saya melihat orang ngamen dengan instrumen dan vokal mulut). Juga apalagi, bapak pengamen menyuguhkan lagunya Ebit GAD "Rumput yang Bergoyang" (saya lupa judulnya. Tapi intinya lagu yang seperti itu :D) dengan lengkap dari awal hingga habis. Melihat suguhannya tersebut, saya menjadi berpikir bahwa pengamen yang bermain dengan hati dan bermain dengan "mata uang" sangat berbeda. Dan menurut saya bapak tadi benar-benar memainkan lagu dengan hati.
Saya pun tergelitik untuk melanjutkan dengan membuka ruang dialog dengan sang bapak pengamen, yang rencananya saya mau request lagu daerah Nusantara. Tetapi tak tahu mengapa, apa yang saya niatkan justru tak saya lakukan. Niat terurungkan tiba-tiba. Hingga bapak pengamen sudah pergi, saya tetap mengurungkan niat tadi. Ada yang mengganjal. Akhirnya saya pun segera menyelesaikan memakan jagung bakar dan berniat mengejar bapak pengamen tadi. Tiba-tiba ada keinginan untuk melanjutkan hiburan dari bapak pengamen tadi, mungkin karena saya merasa terhibur.
Selesai menghabiskan jagung bakar, saya pun akhirnya melanjutkan niat untuk mengejar bapak pengamen dengan membawa jagung bakar dan es susu coklat buat si bapak pengamen. Saya mengejarnya karena saya masih ingin menikmati permainam bapak pengamen dengan lagu daerah Nusantara. Sebelum mengejarnya, hujan sempat turun, sehingga beberapa menit menunda saya untuk menunggu redanya hujan. Masih sempat gerimis, saya pun nekat melanjutkan perjalanan bersepeda dengan berpayung untuk mengejar si bapak pengamen tadi. Mencari dan mencari. Saya kira bapak pengamen sudah berjalan jauh, tetapi ternyata saya melihat bapak pengamem tadi sedang berteduh di teras sebuah toko dengam sambil bermain gitar dan harmonika. Saya pun langsung menghampirinya.
Dalam peristiwa menghampiri, saya mencoba membuka dialog dengan bapak pengamen. Saya menyampaikan bahwa saya tertarik dengan permainan beliau, dan bertanya apakah bisa memainkan lagu daerah. Bapak pengamen menjawab bisa. Setelah mencari dan mencari lagu daerah apa yang kau saya request, saya pun akhirnya request lagu "Bengawan Solo" dan izin mengabadikan permainannya ke dalam bentuk video.
Secara rasa, malam itu saya merasa terhibur. Dan niat membuntuti bapak pengamen akhirnya terwujud, dan tidak meninggalkan sampah di hati dan pikiran. “Seperti berimprovisasi; mengejar bapak pengamen untuk menjadi penghibur saya. Mungkin ini sebuah kekonyolan, tapi saya senang karena bisa meluapkan keinginan untuk mendapat hiburan lagu dari sang bapak pengamen. Makasih bapak pengamen. :D"
Seperti itulah isi postingan ini. Intinya saya mau memboldkan tentan improvisasi yang bisa terjadi dalam hal apapun, termasuk keinginan untuk dihibur, sehingga menjadikan bapak pengamen sebagai penghibur. Thanks. :D


Yogyakarta,
-Dwi Ajeng Vye-

0 Komentar