Mencintai Vintage secara Konkrit
Modernisasi dan
globalisasi menumbuhkan kekreatifan masyarakat, salah satunya dalam hal fashion. Beragam inovasi terus dilakukan
untuk mengembangkan fashion dengan tidak
menghilangkan nilai sejarah, hingga muncullah barang vintage di pasaran.
Munculnya barang
vintage merupakan wujud designer untuk mengembalikan keeksisan style masa lampau. Sebagai mahasiswa
yang berbudaya, saya menyukai dan memakai barang vintage karena itu dapat menjadi media untuk merevitalisasi budaya
masa lampau. Selain itu, memakai barang vintage
secara langsung merupakan wujud konkrit atas rasa cinta kita terhadap
budaya masa lampau. Sebab bagaimanapun, masa kini dan masa depan tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berkaitan. Kemajuan masa kini dan masa
depan merupakan hasil inovasi dari masa lalu.
Dengan adanya
peminat dan pengguna barang vintage,
itu menjadi tanda bahwa budaya masa lampau masih memiliki tempat meski harus
berbagi ruang dengan modernisasi. Barang vintage
yang masih saya minati adalah kemeja semi formal, karena lebih fleksibel
untuk berbagai jenis acara.Biasanya saya mendapatkan barang vintage dari pasar tradisional atau di
toko baju biasa dengan kecerdasan dalam memilih sehingga mendapatkan baju yang
tergolong vintage. Meskipun zaman
sudah modern, tetapi pasar tradisional masih memegang idealisme untuk tetap
menjual barang tradisional. Hal ini juga menjadi motivasi positif bagi designer untuk tetap mengembangkan style modern tanpa menghilangkan
keklasikan budaya masa lampau.
Yogyakarta, 19 Februari 2014
-Dwi Ajeng Vye-
*Ini adalah tulisan ke sekian kalinya yang tidak lolos untuk dimuat di
Kompas Kampus Harian Kompas rubrik Argumentasi. Daripada menyampah di notebook, so saya posting di blog saja, siapa tahu ada yang berminat baca. Semoga bermanfaat. :)*
0 Komentar
Give ur coment