Macapat: Merangkai Kata dan Nada
Mêgatruh (Duduk Wuluh
Pl Brg)
(Oleh: Dwi Ajeng Vye-Desember 2013)
Punika kang kanggo Bumi Pêrtiwiku
Papanku sadawa urip
Sadaya karyèng
ngèlmuku
Wujud bêkti kang utami
Kang nora bakal kaparo
'Ini(lah) yang (kuberikan) untuk
Bumi Pertiwiku
Tempat tinggalku sepanjang hidup
Semua karya atas ilmu yang
kumiliki
(menjadi) wujud yang utama
yang tidak akan terbagi (hanya
untuk Bumi Pertiwiku, Indonesia)'
* * *
Di atas adalah salah satu karya geguritan yang pernah saya
rangkai dan tembangkan ketika mengikuti lomba macapat di Gedung PKKH UGM,
Desember 2013 yang lalu. Merangkai kata, mungkin itulah kata yang tepat saat
itu, karena memang dalam perlombaan itu peserta diwajibkan menciptakan satu
syair tembang bebas untuk ditembangkannya, dan saya memilih tembang Megatruh.
IMenjadi seakan langka karena ini adalah pengalaman pertama setelah satu
semester mengikuti kuliah macapat dan tiga tahun belajar gamelan. Ya, memang
sempat ada sedikit keminderan ketika tahu bahwa peserta yang ikut dalam lomba
adalah orang-orang yang sudah ahli bermacapat. Namun, saya positif
thinking, membulatkan niat dan tekad bahwa mental dan kemampuan saya memang
perlu diuji dan tidak hanya terus dipendam di dalam diri. Ya meskipun pada
akhirnya saya belum beruntung mendapat status juara, tetapi saya telah menjadi
juara untuk diri saya sendiri karena berhasil mengalahkan ketakutan saya
sendiri, dan semoga ini tidak menjadi akhir dari sebuah perjalanan mimpi saya.
Maka jalan yang tak terputus perlu terus dilalui, karena setiap langkah yang
masih mau terus berjalanan, maka jalan akan tertemukan dan mengantarkan kita ke
tujuannya. Semangat! :))
Yogyakarta,
Dwi Ajeng Vye
0 Komentar
Give ur coment