(Foto: Slenthem di Ruang Kesenian Gelanggang Mahasiswa UGM-Januari 2014)

Pada akhirnya saya kembali lagi ke dunia karawitan. Dunia yang sangat dan sangat memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi jiwa saya. Saya kira tahun 2014 menjadi tahun dimana saya tidak akan bertemu dengan gamelan setelah mereka tidak saya masukkan dalam list progress. Lagi-lagi semuanya terulang lagi, dan kesempatan selalu menggoda.
Sebenarnya bukan tentang tawaran kesempatan, melainkan saya sedang merindukan kebersamaan bersama Slenthem. Ya, instrumen gamelan yang satu inilah yang sudah dua tahun menyetir saya, memberi ruang dialog yang hanya saya, ia dan Tuhan yang tahu. Seperti latihan pada moment pertama saya menyentuh Slenthem di tahun 2014 ini, kami berdialog. Pertama memainkannya, saya seperti menemukan diri saya dan menyadarkan betapa hari-hari ini saya telah kehilangan kesabaran. Seperti sedang bercermin. Bagaimana dan seperti apa keadaan hati saya saat memainkannya, semua terasakan, betapa saya telah menghilangkan kesabaran.
Memainkan Slenthem bagi saya memang seperti sebuah terapi kesabaran, dimana saya terikat pada ruang sabar. Bagaimana tidak? Dalam irama cepat dan keras, saya harus menabuhnya dengan lembut dan penuh kontrol. Ibarat orang, rasanya seperti ketika kita berteriak dalam keadaan hilang suara saat sakit batuk. Sekencang apapun kita coba teriak, ya orang tidak akan pernah dengar. Memainkan Slenthem pun demikian. Saya harus sabar, sabar, dan harus sabar.
Saya menjadi timbul pikiran bagaimana jika pada satu titik waktu saya mengalami ketergantungan padanya. Ketergantungan karena instrumen inilah yang setia mengajarkan dan menuntun saya untuk menjadi lebih sabar. Membayangkan bahwa lingkungan saya suatu saat perlu ada gamelan, sehingga saya bisa me[te]rapi diri saya sendiri di saat sedang di ujung tanduk ketidaksabaran. Iya kalau ada. Kalau tidak?
Pikiran pun semakin ke mana-mana saat memainkannya, dan ini menjadi tanda saya tidak fokus memainkannya. Namun, saya bisa menyimpulkan bahwa saya tahu bagaimana cara saya untuk meningkatkan rasa sabar: ya dengan memainkan Slenthem. Memainkan sebagai sebuah terapi kesabaran untuk jiwa.



Yogyakarta,
-dwiajengvye-

0 Komentar