Memberdayakan Emosi
Pernahkah kamu merasakan patah hati, sedih, marah, senang,
kecewa, sangat bahagia, atau rasa emosi lainnya? Saya kira kamu semua pernah
mengalaminya. Dalam segala rasa emosi, secara tidak sadar terkadang kita terbawa dalam arus
rasa itu. Entah terbawa dalam sikap, ucapan, atau sebagainya. Dulu saya juga
pernah mengalami saat dimana saya patah hati yang cukup parah. Menyalahkan
manusia yang menyebabkan patah hati saya? Saat itu, tentu begitu lah yang saya pikirkan. Bahkan beraktivitas pun
tidak semangat, padahal saat yang bersamaan adalah saat saya sedang mulai berjalan untuk mengejar
mimpi.
Sekarang?? Mengingat-ingat masa itu rasanya ingin tertawa, menertawakan diri sendiri. Ya, betapa
bodohnya saya pada saat itu karena banyak moment rasa emosi yang terbuang begitu saja. Usut punya usut, menurut penelusuran terhadap diri saya sendiri, ternyata saat
itu saya sangat pasif, tidak bergerak, dan tidak berkarya. Intinya sangat tidak
produktif. Mengapa? Karena meskipun saya dulu terjun dan menyibukkan diri untuk berorganisasi, ya saya
hanya berpikir dan bertindak untuk kepentingan organisasi, yang saya rasa tidak membuahkan karya yang nyata, meskipun di sisi lain saya mendapatkan pengalaman.
Lalu, tahun-tahun
belakangan ini saya merasakan bagaimana emosi saya bisa saya berdayagunakan.
Kok bisa? Karena bagi saya, rasa emosi (entah positif maupun negatif) menjadi bagian dari motivasi dan inspirasi untuk hidup saya, untuk karya-karya saya yang entah baik atau tidak karya yang saya hasilkan itu. Namun, saya
merasakan hal positif itu dan betapa rasa emosi menyetir atas aktivitas produktif saya.
Entah menulis, menjahit, corat-coret nada yang seringnya fals (hahaha), but itu
karya saya yang nyata yang bisa saya abadikan.
Hingga saat ini pun saya masih terus dan terus
berusaha memberdayagunakan rasa emosi saya. Sedang kecewa, senang, sedih, bahagia, semangat, dan lainnya, saya biasanya ambil kain, gunting dan
bahan-bahan lainnya, atau menyalakan notebook dan mengetik segala yang ada di
pikiran, atau jalan-jalan ke toko buku dan menemukan inspirasi di sana, atau lainnya. Mulailah saya belajar berkarya. Menit demi menit ternyata buah pikiran membuahkan
hasil. Seperti hari-hari ini saya juga telah memberdayagunakan rasa emosi saya.
Ya, meskipun selain karena tuntutan kejar orderan client, tetapi dari pengalaman saya, saya rasa hari-hari
atau waktu yang penuh emosi (positif maupun negatif) adalah best moment yang bisa saya berdayagunakan untuk membuat karya (Dwi Ajeng Vye, 2014).
Di bawah ini adalah hasil corat-coret saya beberapa hari ini dengan segala emosi positif dan negatif yang saya rasakan.
Kebanyakan memang gambar binatang, karena client
saya sedang order bentuk binatang, jadi saya memanfaatkan moment rasa emosi saya untuk menggambar binatang.
(Created by: dwiajengvye, 2014) |
Gambar-gambar di atas terinspirasi dari Google.
Ya, karena saya belum mampu berimajinasi tanpa mencontek tokoh-tokoh seperti ini :D. Sedangkan di bawah
ini adalah hasil merangkai coretan-coretan di atas. Belum jadi sih secara
sempurna sih, tapi sudah berbentuk dan saya senang karena saya bisa membuktikan
bahwa rasa emosi itu mampu mengispirasi dan menggerakkan saya untuk berkarya meskipun hasilnya belum sebagus ahli gambar. Seperti sering ada orang
yang berkata "bekerja menunggu goodmood", saya rasa dalam keadaan apapun
kita tetap bisa bergerak, seburuk apapun mood itu. Tinggal bagaimana
kita mengolah badmood menjadi penginspirasi dan pemotivasi kita untuk
bergerak dan membuat karya.
(Created by: dwiajengvye, 2014) |
Nah, sampai sini dulu ya sharingnya. Intinya, mari manfaatkan moment
rasa emosi kita. Bisa tuh kita bawa bulpon, pensil, kertas dan alat tulis
lainnya ketika bepergian. Ya, bisa kita gunakan untuk mencatat apapun di saat apapun.
Siapa tahu ketika sedang dalam perjalanan, kita badmood karena sesuatu apalah, tuangkann saja dalam kertas itu. Atau bisa juga menggunakan HP, karena bagaimana pun kita kan manusia yang terkadang dan bahkan sering lalai, jadi alat-alat itu sangat membantu kita. Baru ketika sampai di rumah atau kost bisa membuka hasil catatan-catatan tersebut untuk direalisasikan menjadi karya. Atau bisa juga memanfaatkan benda-benda apapun di sekitarmu untuk diolah-kreasi menjadi sesuatu yang lebih kreatif. Atau sekreatif kamu bagaimana menyalurkan rasa emosi untuk hal-hal positif dan produktif, karena saya rasa masing-masing dari kita memiliki cara yang beranekaragam untuk menyalurkan rasa emosi positif maupun negatif. Yang jelas, rasa emosi itu menurut saya akan menjadi sia-sia dan terbuang begitu saja jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Okey, semoga catatan ini bermanfaat baik untuk saya sendiri (karena saya juga masih terus belajar) maupun kamu yang sedang membaca tulisan ini. Terus semangat berkarya ya! :)
Yogyakarta,
-dwiajengvye-
0 Komentar
Give ur coment