(Photo by: Dwi Ajeng Vye, 2013)


Mengawali tulisan ini, saya ingat dengan sebuah kalimat di koran Kompas beberapa hari lalu yang intinya: “Hal kecil yang dilakukan dengan terus-menerus mampu menciptakan perubahan yang besar”. Sebuah kalimat sederhana tapi begitu mendalam maknanya. Ya, bagi saya semua hal diawali dari hal kecil. Memang perlu konsistensi dan kesabaran untuk melakukannya, tapi itu justru menguji kita sendiri sampai di manakah batas kita untuk terus mau melakukannya.
Membicarakan tentang perubahan, sebenarnya kita juga sedang bercermin, apa dan seberapa besar kontribusi kita untuk mewujudkan perubahan?? Salah satu contoh sederhana adalah sampah plastik dan kresek. Saat ini banyak sekali sampah khususnya plastik dan kresek yang semakin meresahkan lingkungan. Mulai dari plastik dan kresek bekas bungkus makanan, bungkus barang belanjaan, dan sebagainya. Setelah memakainya, kita langsung saja membuangnya ke tempat sampah. Namun, tanpa kita sadari tindakan itu belumlah cukup baik untuk lingkungan kita. Bayangkan jika setiap hari kita membeli barang-barang atau makanan dengan alat bungkus plastik sekitar 5-8 kali, dalam satu minggu kita menghasilkan sampah plastik sejumlah 56 biji plastik. Belum lagi jumlah tersebut dikalikan dengan jumlah penduduk di Indonesia dan seluruh dunia. Berapa plastik dan kresek yang terbuang dan menjadi sampah dalam sehari??
Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu bertindak secara nyata. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan ulang plastik dan kresek yang masih layak pakai atau yang dalam istilah go green yaitu re use. Menggunakan ulang ini jangan dibayangkan kita harus mencari sampah plastik di tempat-tempat sampah dan mencucinya, lalu memakainya. Tidak. Namun, jika mau melakukannya juga tidak dilarang. Plastik dan kresek yang saya maksud di sini adalah plastik dan kresek milik kita sendiri yang kita hasilkan dari aktivitas kita sehari-hari. Ya, kita mulai dari hal kecil dan dari diri kita sendiri. Bisa dari hasil aktivitas belanja barang, makanan, souvenir, dan sebagainya. Plastik dan kresek yang masih bagus, bersih, dan layak pakai bisa kita rapikan dan simpan, lalu menggunakannya sebagai kantong di saat kita atau orang lain membutuhkannya.
Merapikan plastik dan kresek itu beragam. Bisa dilipat dengan bentuk persegi, segi tiga, digulung, dan bentuk-bentuk bebas lain sekreatif kita. Bentuk yang dipilih juga menjadi pertimbangan tersendiri untuk kita. Kalau saya lebih suka melipat plastik dan kresek dengan bentuk persegi  karena lebih mudah dibuka. Jika saya butuh dengan segera dan cepat, maka plastik mudah dibuka. Juga untuk lebih cepat mengetahui apakah plastik berukuran kecil atau besar. Namun, ada juga yang memisahkan plastik dan kresek berdasarkan warna dan ukuran. Itu ide yang cukup kreatif juga, karena selain memudahkan kita, secara tidak langsung itu juga dapat melatih diri kita sendiri untuk lebih sistematis dan kritis. Meskipun demikian, bagi saya, apapun pilihan kita dalam mengonsep tata letak dan desain plastik dan kresek, itu tidak menjadi masalah. Sebab, pasti kamu memiliki pertimbangan tersendiri yang pastinya juga memiliki manfaat positif yang berbeda-beda.
Dulu, sewaktu saya masih kecil dan industri belum maju, orang-orang di kampung saya pernah memanfaatkan plastik dan kresek. Banyak ibu rumah tangga yang memakai plastik dan kresek untuk alat membuat krupuk (krupuk singkong, beras, dan sebagainya). Budaya sebelumnya di kampung saya, krupuk dibuat di dalam panci lalu dikukus dengan bentuk tengkurap di atas kwali. Namun, seiring perkembangan kreativitas masyarakat, akhirnya krupuk dibuat juga di atas plastik atau kresek. Plastik dan kresek dibuat lebar, ada juga yang dipotong dengan ukuran dandang (panci untuk mengukus). Plastik dan kresek yang sudah dipakai tidak langsung dibuang, tetapi dicuci dan dibersihkan lalu digunakan lagi keesokan harinya karena plastik dan kresek masih bagus. Mungkin budaya ini masih berlanjut hingga sekarang.
Selain menggunakan ulang, kita juga dapat meminimalisir penggunaan plastik dan kresek. Saya ingat dengan sebuah kejadian ketika saya berbelanja di salah satu supermarket di Jogja. Saat itu saya belanja sayur, buah dan kebutuhan pribadi lainnya. Barangnya sedikit tetapi cukup berat dan saya naik sepeda, sehingga saya khawatir kreseknya sobek dan barangnya tidak terwadahi dengan maksimal. Apalagi kresek itu adalah produksi asli supermarketnya dan kresek ramah lingkungan yang dapat hancur sendiri, jadi kreseknya cukup sensitif dan rawan sobek. Lalu saya pun mencoba minta satu kresek lagi kepada petugas kasir. Namun, ternyata oleh petugas kasir tidak diperbolehkan. Alasannya, setiap satu pembeli hanya diberikan fasilitas satu kresek, tidak bisa didouble. Saya pun sedikit kecewa dan berusaha menjelaskan bahwa saat itu saya belanja menggunakan kendaraan sepeda sehingga butuh kresek double. Dengan sedikit berat hati akhirnya petugas kasir pun memberikan satu kresek lagi kepada saya.
            Mengalami kejadian itu awalnya saya sempat sedikit sebal karena tidak diperbolehkan meminta, padahal saya memang benar-benar sedang butuh. Setelah beberapa hari dan hingga hari ini, saya jadi semakin memahami tentang sikap petugas kasir supermarket itu. Itulah cara supermarket untuk meminimalisir penggunaan kresek sebagai wadah aatau kantong barang belanjaan. Sekarang pun saya menjadi lebih sering tidak mau memakai plastik atau kresek ketika barang belanjaan saya sedikit. Biasanya langsung saya masukkan ke dalam tas pribadi. Meskipun plastik atau kresek itu adalah bagian dari fasilitas yang seharusnya saya dapatkan, tetapi ada baiknya juga itu perlu diminimalisir untuk mengurangi jumlah pemakaian plastik atau kresek.
            Dapat juga meminimalisir penggunaan plastik dan kresek dengan membawa tas belanja ketika sedang berbelalnja. Suatu hari di supermarket yang sama, ketika sedang antri di kasir, saya bertemu dengan seorang ibu dan anak sedang memasukkan barang-baraang belanjaan di tas belanja milik mereka. Setelah saya amati dan pahami, ternyata baik juga cara itu untuk ditiru orang lain karena itu menjadi wujud nyata kita untuk meminimalisir penggunaan plastik dan kresek. Tak jarang pula, sekarang di tiap supermarket menyediakan tas daur ulang ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk wadah atau kantong barang belanja. Tas itu biasanya diberikan kepada pembeli dengan jumlah pembeliannya banyak, tetapi ada juga yang sengaja hanya dijual
            Ini hanya beberapa dari banyaknya peristiwa tentang plastik dan kresek layak pakai. Masih banyak cara lagi yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkan plastik dan kresek laya pakai. Selama kita mau bereksperimen dan mengasah kekreatifan kita, pasti akan ada beribu cara lagi yang muncul. Tidak perlu khawatir bahwa cara kita terlalu kecil, sederhana,  sedikit atau bla-bla-bla lainnya. Saya yakin bahwa hal-hal kecil yang kita lakukan dengan konsisten dapat membawa perubahan yang besar dan lebih baik. Kuncinya harus sabar dan semangat, juga perlu memotivasi diri kita sendiri. Sebab, bagaimanapun, kita sendiri lah yang tahu kapan kondisi dan posisi kita perlu untuk dimotivasi dan disemangati. Okey, selamat bereksperimen dan berkarya kreatif dengan memanfaatkan plastik dan kresek.



Yogyakarta,
-dwiajengvye-

0 Komentar