Sebuah tulisan yang menggantung...

        Siang itu saya dan teman saya sedang mengerjakan tugas kelompok untuk sebuah project. Kami janjian mengerjakannya di kontrakan saya, tepatnya di kamar saya. Di sela-sela peningnya kepala kami karena sama-sama sibuk mengetik, ia melihat-lihat foto-foto dan segala pajangan yang ada di kamar saya. Memang saya suka menempelkan foto, kertas dan hal-hal lain dengan manik-maniknya di tembok, sebagai penghias ruang kamar. Ada sebuah whiteboard yang di sana saya tuliskan agenda-agenda atau target pribadi. Entah setelah itu ia melihat apa dan menjadi memikirkan apa, sehingga tiba-tiba ia bertanya kepada saya: "Cita-citamu jadi guru ya, Mbak?". Saya pun menjawab "Tidak. Tapi aku tidak menolak jika aku diminta mengajar atau aku ingin belajar mengajar. Mengapa bisa berpendapat dan bertanya seperti itu?". Ia menjelaskan tentang alasannya. Ternyata pertanyaan itu pun muncul dari seringnya ia melihat akun facebook saya yang sedang foto bersama anak-anak SD. "Bukan, itu kegiatan belajar dan bermain aja, ketika ada kegiatan di SD".
"Lha, jadi cita-citamu apa?"
"Hmm... aktivis sosial, hmm...masih banyak."
"Kan udah tercapai (?), lalu apa lagi?", celetuknya menjawab pernyataan saya.
Saya pun terdiam. Mengurai pertanyaan teman saya. "Oh iya..."
Dalam hati saya bertanya-tanya, "mana, mana, apa, apa?"
          Beberapa detik kemudian saya pun ingat dan sadar, bahwa apa yang disampaikan teman saya adalah benar adanya. Hal yang aneh adalah justru saya tidak atau belum menyadarinya bahwa itu telah terjadi. Ya, satu dari banyak cita-cita atau mimpi saya mulai terwujud. Mungkin juga dua, tiga atau empat mimpi yang mulai terwujud tapi saya tidak atau belum menyadarinya. Baiklah, saya harus mensyukurinya.
Pertanyaannya, "Apakah mimpi yang sudah terwujud, lalu dihentikan begitu saja dan berganti mengejar mimpi-mimpi yang lainnya?". Dalam hati dan pikiran, saya sedang berkonflik sendiri.
           Setelah berdiskusi sendiri, akhirnya saya pun berpendapat bahwa mimpi saya perlu dilanjutkan. Perlu karena dalam mencapainya pun perlu proses, dan ketika sudah mencapai adalah juga sebuah proses. Ya, sekarang saya sedang berproses. Berproses bagaimana saya masih mampu melanjutkan sebuah tanggungjawab yang sudah diberikan kepada saya. Ya, karena mimpi yang telah menjadi wujud menurut saya adalah sebuah tanggungjawab. Lalu, bagaimana dengan mimpi-mimpi lain yan belum terwujud? sama: ya juga harus dilanjutkan untuk diwujudkan dan melanjutkan untuk menjaganya.


Yogyakarta,
-dwiajengvye-

0 Komentar