Tanggungjawab Baru, Hidup Baru
Tak seperti
biasanya saya menjadi seperti ini. Rasa bercampur, ibarat membuat jus dari
berbagai macam buah, complicated.
Sebenarnya sebuah moment langka pada beberapa waktu lalu bukanlah sebuah
perpisahan, tapi tak tahu mengapa mendadak seperti sedang dipamiti dengan
pembagian bermacam warisan. Seperti berada di awang-awang, antara siap, berani,
takut, dan beberapa detik saya seperti tenggelam dalam rasa itu. Namun,
tiba-tiba jiwa pun bangun. “Hey, saya harus bangun, bangkit dan bergerak!”,
jiwa bersorak tegas. Seketika saya sadar. Saya pun menjadi ingat bahwa ini lah
saatnya saya melanjutkan perjuangan, tak hanya sekedar bersembunyi di belakang
benteng para Perjuang terdahulu. Ya, kesatria mulia bukanlah yang seperti itu,
melainkan ia lah yang selalu siap dan berani menghadapi berbagai macam
perlawanan dan ujian di medan
perang.
Dan satu kalimat
dari Pejuang terdahulu yang masih selalu teringat dan terpegang: “Jangan takut
bayangan. Kami percaya.” .Sederhana tetapi sangat istimewa. Itu lah kalimat
yang akan selalu diingat untuk dilakukan. Memang, ketika moment langka itu
terjadi sebenarnya seperti itulah yang terjadi, rasa complicated. Apalagi ketika tanggungjawab besar telah
diserah-percayakan. Lalu saya menamakan itu sebagai hadiah. Sebuah hadiah karena
bagi saya itu adalah ujian yang akan menjadi alat uji bagi ke-menjadilebihbaik-an
kualitas jiwa. Ada
yang lebih memberikan rasa istimewa dengan adanya moment tersebut adalah sebuah
rasa hidup yang baru. Seperti lahir kembali. Terima kasih atas kesempatan yang
telah diberikan. Tak bijak pula jika terlalu banyak bicara dan menjanjikan sesuatu.
Tidak ada janji apapun dalam hidup baru ini. Biarkan waktu dan peristiwa yang
menjawab bagaimana dan apa yang akan saya berikan. Satu yang jelas, bukan untuk
menjadi terbaik, melainkan menjadi lebih baik. Apa artinya menjadi terbaik jika
tak pernah ada perubahan menjadi yang lebih baik dari sebelumnya?
Yogyakarta,
-dwiajengvye-
0 Komentar
Give ur coment