Dunia Anak, Dunia “keep smile”
Hari
Minggu penuh rasa ceria. Setelah dua minggu menanti dengan penuh rasa
penasaran, akhirnya pagi tadi saya berkunjung ke Instalasi Kanker Anak di R.S. Sardjito.
Berawal dari perkenalan saya dengan Mbak Bertha di Hotel Santika Premiere, dua minggu yang lalu,
memberikan berbagai cerita kepada saya yang selanjutnya mengundang rasa
penasaran saya. Hari ini pun penasaran saya terbayarkan. Pukul 09.48 WIB saya
berangkat menuju RS.Sardjito. Bersepeda dengan sedikit ngebut karena kami janjian bertemu pada pukul 09.00 WIB. Saya kira
sudah orang yang janjian dengan saya sudah pada berkumpul tapi ternyata…(surpriseeeeee) saya adalah orang pertama
yang hadir di sana.
Saya
langsung menuju ruang Instalasi Kanker Anak (ISKA) seperti yang sudah
ditunjukkan oleh seorang Bapak yang saya temui di dekat parkiran. Maklum, saya
kurang tahu dengan lokasi itu. Saya mengetuk pintu, tepat di depan ISKA. Sempat
ingin menertawai diri sendiri juga, masak
masuk ke Rumah Sakit seperti sedang bertamu ke rumah orang. Langsung saja saya
membuka pintu, saya masuk, dan… sangat sepi. Rasanya mendadak sedikit horor
meskipun saya tidak bisa melihat yang tidak nampak. Setelah itu saya langsung
keluar lagi dan duduk di depan pintu bersama seorang Bapak yang pagi tadi
sedang menunggu anaknya yang sedang sakit dan dirawat di sana.
Saya
mengabari Mas Yoppie bahwa saya sudah sampai di depan ruang ISKA, dan wew ternyata saya salah tempat. Akhirnya
saya kembali ke parkiran untuk bertemu Mas Yoppie. Beliau adalah koordinator
relawan dan kegiatan di Family Supporting
Group Tunas Bangsa. Ternyata juga, banyak relawan yang belum datang,
akhirnya kami pun menunggu teman-teman relawan datang. Setelah setengah jam-an
menunggu, akhirnya dua orang relawan datang juga. Perempuan, yang juga sama-sama
mahasiswa UGM. Kami pun langsung menuju ruang FSG. Masuk ke ruang anak,
tiba-tiba tubuh saya terasa panas. Hmm, aneh, saya memang sangat jarang sekali
datang ke Rumah Sakit, apalagi berhadapan langsung dengan lingkungan Rumah
Sakit dan pasiennya.
Hari
ini kegiatannya adalah menghias kue. Sebelum teman-teman memanggil anak-anak
pasien ISKA, teman-teman menyiapkan perlengkapannya. Roti tawar, permen
pelangi, seperti sele dan coklat. Setelah mencoba beberapa gaya hiasan kue, teman-teman pun memanggil
anak-anak pasien. Saya ikut seorang teman, Icha, ke sebuah kamar pasien. Saya
hanya melihat dan memerhatikannya. Karena kamar pasiennya cukup banyak,
akhirnya saya diminta mengantar pasien beserta Ibunya ke ruang FSG. Awalnya
terasa aneh, entahlah, tetapi saya ingat pesan dari Mbak Bertha bahwa saya
tidak boleh menjadikan anak pasien adalah anak yang berbeda. Saya harus
menyamakan mereka seperti halnya anak yang normal dan sehat meskipun mereka
sedang sakit. Saya pun mematikan rasa aneh itu. Dengan penuh senyum saya
mencoba bertanya tentang nama anak yang saya antar ke ruang FSG. Namanya Novia,
kelas 6 SD (jika saya tidak lupa.hehe).
12
anak sudah terkumpul di ruang FSG. Sebenarnya masih banyak anak yang berada di
ISKA, tetapi tidak semua bisa mengikuti acara tersebut. Acara pun dimulai dan
dibuka oleh Mas Yoppie, sedangkan saya membantu teman lain untuk membagikan nama tag kepada adik-adik. Selama acara
berlangsung, memang kita harus murah senyum. Bukan paksaan dan beban, melainkan
itu menjadi otomatis. Tanpa kita tersadar, ketika kita bersama anak-anak, kita
menjadi full cheers. Tadi pagi saya
pun demikian. Memandangi wajah anak-anak yang penuh rasa lemas, saya pun
berpikir, bagaimana mungkin?. Sempat mau tenggelam dalam situasi itu, tapi
bersyukurnya saya segera tersadar. “Saya harus membuat mereka senang, saya
harus ceria!”. Membantu mereka menghiasi roti tawar dengan coklat dan permen,
mengobrol dengan penuh senyum dan hati positif…wawawawa, mendadak lembut, tetapi semakin menyenangkan.
Rasanya
sangat bersyukur. Melihat mereka bisa tertawa saja mampu membuat hati senang. Saat
mereka tertawa, saat itu jugalah mereka sedang lupa dengan sakit yang
dideritanya. Hmm…bingung bagaimana menjelaskan rasa syukur ini, complicated. Yang jelas, hari ini adalah
hari keep smiling dan itu
menyenangkan. Semoga mereka lekas diberi kesembuhan sehingga mereka bisa kembali
pulang ke rumah mereka masing-masing, bisa bersekolah dan bermain bersama
teman-temannya. Hmm, saya jadi merindukan adik-adik saya… Percobaan 2, Ngaglik,
Muhammadiyah, Kanisius, Jor-Jerowaru, Maringkik, semuanya. Terima kasih untuk keep smile-nya! :)
Yogyakarta,
-Dwi Ajeng Vye-
0 Komentar
Give ur coment