Sesuatu Bisa Menjadi Sesuatu(s)
(Photo by: Dwi Ajeng Vye) |
Dulu, di tahun 2012, berawal dari keisengan
dan kekosongan aktivitas, aku membuat bunga untuk dipasang sebagai hiasan dinding ruang tidur. Selain iseng, memang karena aku sangat menyukai bunga,
jadi lebih banyak membuat sesuatu yang bertema bunga. Juga sambil memanfaatkan
kain-kain yang bertumpukan di keranjang ruang tidur. Awalnya bingung juga mau
menggunakan warna apa, karena warna kainnya juga terbatas. Setelah
dipertimbangkan, akhirnya aku menggunakan warna kuning dan orange.
Pertimbangannya, cat ruang tidur full
berwarna biru muda, plavonnya
berwarna putih, dan bunga-bunga yang sudah kutempel di dinding berwarna pink
ke-ungu-an. Setidaknya, kuning dan orange bisa menjadi pencerah di antara
warna-warna cerah yang sudah ada.
Ya, aku langsung menyelesaikannya dan sudah
siap dipasang. Sederhana sih, tapi aku menyukainya. Bunga itu satu-satunya
warna di ruang tidur yang paling mencolok setelah warna-warna cerah lainnya.
Paling berbeda, mungkin juga karena memang yang berwarna kuning dan orange
hanya itu saja, tidak ada yang lain.
Setelah jadi dan siap dipasang, aku bingung
mau dipasang pakai apa. Masih malas jika harus membuat bingkai dari karton
karena saat itu waktunya belum memungkinkan. Setelah cari-mencari, akhirnya
bunganya kutempel di kertas HVS putih, lalu kutempel di dinding ruang tidur.
Sedih juga, masa’ backgroundnya seperti itu, seperti tidak
niat, sayang bunganya. Tapi, ya sudah, kubiarkan mereka terpajang di dinding.
Setidaknya sejak saat itu, dinding ruang kamar mendapat tambahan keceriaan
warna-warna.
Beberapa bulan kemudian…
Di bulan September 2012, aku diminta menjadi
panitia acara internasional di kampus, kebetulan dimasukkan di bagian
Kesekretariatan. Menjelang hari H pelaksanaan acara, aku dan panitia lain
menyiapkan seminarkit dan cocard. Sampul
notebook dan cocardnya dicetak di percetakan, tetapi pemotongannya dilakukan
sendiri oleh panitia. Jadi, saat itu kami langsung melakukan pemotongan kertas.
Kan ada tuh,
di kertas bagian sisi luar yang sisa karena ukuran sampul dan cocardnya tidak penuh. Selesai terpotong
semua, sisa dari potongan-potongan kertas tadi ternyata cukup banyak, masih
rapi, dan berwarna putih bersih. Mau dibuang, sayang, sepertinya masih bisa
digunakan.
Akhirnya aku memunguti potongan-potongan
kertas itu. Di sela-sela pemungutan, aku kepikiran untuk menjadikannya bahan anyaman. Menjadi
kepikiran itu karena sebelumnya tiba-tiba teringat pada masa SMA dulu, ada
pelajaran Muatan Lokal (kalau tidak salah Kerajinan Tangan atau apa
ya?...intinya itu lah.), salah satunya membuat anyaman dari kertas buffalo
berwarna. Ya, dan akhirnya aku langsung mulai menyusunnya menjadi sebuah
anyaman.
Baru jadi seperempat bagian persegi,
teman-temanku (pada) saling bergantian melempar pertanyaan penasaran kepadaku, “Sedang
membuat apa??”. Mungkin karena mereka melihatku, aku seperti sedang kurang
kerjaan, dan memang kenyataannya aku sedang begitu. “Iseng-iseng”, jawabku
sambil tertawa nyengir.
Beberapa menit kemudian… Anyaman pun jadi, berbentuk
persegi. Nah, setelah jadi, aku malah bingung.
Rasanya senang ketika bisa menciptakan sesuatu yang menurutku unik dan bisa menghibur,
tetapi pertanyaannya: “Mau digunakan untuk apa?”. Anyaman kertas itu lalu
kubawa pulang, sambil aku terus berpikir mencari ide agar anyaman itu tidak
terbuang sia-sia menjadi sampah, tetapi tetap berarti dan menjadi bermanfaat.
*B E R P I K I R*. Dan… “Ya, benar!”, sambil melihat tempelan bunga di dinding
ruang tidur. Mendadak tertawa dalam hati karena senang. “Adaaa saja ide yang
Engkau berikan untukku. Terima kasih.”, batinku.
Tempelan bunga berbackgroundkan kertas HVS putih langsung kulepas. Bunga pun
kupindahtempelkan di atas anyaman kertas tadi. Lalu kutempelkan lagi di dinding
ruang tidur. Memandangi tempelan itu, “Agak aneh, tapi tak apa. Setidaknya anyaman
kertas sudah tergunakan dengan maksimal. Terima kasih..”
* * * * * * * *
Ada pelajaran yang menurutku dan bagiku berguna
dan penting. Pelajaran yang bisa terus disimpan, digunakan dan diterapkan
langsung dalam perjalanan hidup ke depan. Sebuah pelajaran bahwa sesuatu bisa menjadi sesuatu(s) dan setiap sesuatu memiliki manfaat. Sekecil, sesederhana atau setidakmenarik apapun
sesuatu yang Tuhan ciptakan, pasti tidak ada yang sia-sia dan tidak bermanfaat,
meskipun terkadang kita terlambat mengetahuinya (contoh: aku pernah mengalami,
dulu, yaitu membuang plastik-plastik bekasku karena saat itu plastik-plastik itu tidak tertata
rapi dan terlihat berantakan, sehingga terasa mengganggu dan akhirnya kubuang. Di kemudian hari, aku
sangat membutuhkan plastik, dan ternyata tidak ada satu pun plastik bekas yang
kumiliki, dan akhirnya aku pun harus membeli. #Nah…telat kan tahunya bahwa plastik yang kubuang ternyata masih
bermanfaat. Lalu, sejak SMA hingga sekarang, aku jadi berhobi mengumpulkan,
merapikan, melipat dan menyimpan plastik-plastik bekasku yang masih bisa kugunakan, dan
hasilnya, plastik-plastik itu sangat membantuku dan orang-orang di sekitarku ketika
kami membutuhkannya.). Begitu juga dengan potongan-potongan kertas yang tadinya
kuanggap sampah, tetapi ternyata bisa kujadikan anyaman yang selanjutnya bisa
kujadikan sebagai background bungaku.
Nah, seperti itu lah prosesnya. Semoga
selalu ada ide kreatif yang kita dapatkan, miliki dan gunakan dariNya untuk menjadikan
sesuatu menjadi sesuatu(s), sehingga kita dapat menemukan, mengetahui dan memanfaatkan manfaat
dari sesuatu dan sesuatu(s) itu. Keep
creA(R)Tive. :))
Yogyakarta,
-Dwi
Ajeng Vye-
2 Komentar
Tulisanmu bagus dan menarik, mbak :)
BalasHapusBunganya jg bagus...
Makasih Mas sudah berkunjung dan membaca tulisan saya. :)
HapusGive ur coment