"Kamus Kesabaran"
Menerjemahkan itu sesuatu yang membutuhkan
kesabaran penuh. Kesabaran terhadap proses pemindahan arti kata demi kata.
Kesabaran membuka kamus untuk mencari maksud kata per-kata. Belum lagi jika
kata dari arti kata tersebut belum mampu tercerna dengan jelas karena
keterbatasan pengetahuan bahasa yang kita miliki. Namun, meskipun pengetahuan kita terbatas,
bukan berarti kita langsung menyerah, bukan? Di sini lah kesabaran kita juga
semakin teruji. Kita harus berusaha mencari dan menemukan maksud kata di kamus lain, mungkin
kamus dengan bahasa yang berbeda lagi. Apalagi, jika kegiatan penerjemahan dilaksanakan saat kita sedang puasa. Kesabaran teruji lagi ketika
penerjemahan harus tetap dilaksanakan dengan maksimal manakala energi fisik kita mulai minim. Bukan berarti, jika kita sedang puasa, lalu kita menjadikan puasa sebagai alasan untuk memanjakan diri dan lari dari tanggungjawab yang (padahal) sudah menjadi tanggungjawab kita, kan? Hmm... Apapun yang terjadi, mari semangat bersemangat untuk melaksanakan dan
menyelesaikan kegiatan penerjemahan, tentunya bersama "kamus kesabaran" yang dalam hal ini adalah Baoesastra Djawa. Lets
keep spirit.
Yogyakarta,
-Dwi Ajeng Vye-
0 Komentar
Give ur coment