Beautiful of Orange
Flashback
Setelah tiga setengah tahun belajar rias make up dari teman-teman saya, para
penari di UKM UKJGS UGM, akhirnya saya
berani praktik merias secara mandiri. Maklum, dulu saya selalu merepotkan
teman-teman ketika ada acara yang mengharuskan saya untuk memakai make up, karena dulu saya masih tahap
pemula yang belum ahli dalam hal memoles. Masih ingat juga ketika dulu saya dan tiga
orang teman UKJGS saya mengikuti kuis Cangkriman di TVRI Jogja, November 2011, saya
dirias oleh teman saya, laki-laki. Ya bisa dibayangkan bagaimana rasanya,
masa’ laki-laki yang merias saya. Bagusnya kan saya merias sendiri, begitu. Hehe.
Namun, itu dulu. Tahap demi tahap terus saya coba untuk lakukan dalam hal
belajar merias, dan akhirnya saya sedikit tahu. Sedikit.
Now
Sekarang, meskipun hasil merias saya belum
sesempurna perias profesional, ya
setidaknya saya sudah mencoba merias diri saya sendiri secara mandiri. Begini
ceritanya…
Hari Kamis, 4 Juli 2013 yang lalu saya dan
teman-teman Gamasutra (Gamelan Sastra Nusantara) FIB UGM melaksanakan take recording di TVRI dalam acara
Konser Jawa. Beberapa hari sebelum pelaksanaan, saya kira, saya dan teman-teman
dirias oleh perias sana
(TVRI Jogja) seperti pada November 2011 yang lalu, tetapi ternyata tidak. Ya mungkin karena
pesertanya juga banyak, sehingga lebih baik merias sendiri-sendiri. Lagian,
biasanya seniman itu sudah ahli dalam hal berias. Sayangnya saya dan teman-teman
saya adalah bukan seniman, melainkan mahasiswa yang berimpresi menjadi pemain gamelan.
Sesampainya di TVRI Jogja, Jalan Magelang, Yogyakarta,
saya dan teman-teman perempuan menuju ruang rias. Saya dan teman-teman langsung
bersiap untuk mulai berias. Dan berikut ini lah prosesi berias saya yang
terjadi pada hari itu…
Sebelum memakai foundation, saya cuci muka. Tak lama setelah mengeringkan wajah,
sama memakai foundation. Karena ruang
riasnya ber-AC, jadi harus segera memakai foundation
agar kulit tidak kering. Rencananya mau memakai tipis agar terlihat lebih
natural dan tidak menor. Namun,
karena lighting panggung yang dipakai
untuk take rocordingnya sangat terang, jadi make upnya pun harus menyesuaikan, jadi pakai foundation harus sedikit lebih
banyak dari acara biasa.
Setelah foundation
terpakai rata, saya memakai bedak tabur, lalu dilanjutkan dengan bedak padat.
Sebenarnya agak tidak nyaman karena rasanya tebal, tapi mau bagaimana lagi,
harus menyesuaikan! :3
Nah, prosesi bagian ini nih yang paling saya
suka, yaitu merias mata. Beruntungnya, kostum take recordingnya berwarna orange, jadi eye shadownya pas. Saya memakai eye
shadownya (maaf jika ngiklan) Sariayu trend warna 2011 yang warnya kuning ke-orange-an dan
kecoklatan. Karena saya dan teman-teman saya bukan penari, jadi perlengkapan
riasnya pun seadanya, tetapi tetap pas dan memenuhi syarat normal. Kebetulan saja beberapa teman saya memiliki eye shadow yang seperti itu. Ya mungkin mereka memang lebih suka dengan make up yang natural, sehingga mereka membeli atau memiliki eye shadow yang warna itu. :D
Setelah pakai eye shadow,
saya memakai eye liner cair warna
hitam untuk garis mata atas, dan eye
liner pencil warna hitam dan putih untuk garis mata bawah. Selanjutnya,
saya memakai pensil alis warna hitam untuk merias alis. Nah, bagian ini nih
yang lumayan sensitif. Pengalaman dulu ketika masih pemula, saya pernah salah
dalam memoles pensil alis. Alhasil, alis saya jadi terlihat kaku. Jadi,
sekarang memakainya sedikit, lalu diratakan dengan sikat alis agar warnanya
merata dan terlihat lebih natural.
Prosesi selanjutnya, saya memakai maskara.
Karena
sama-sama tidak ada yang memiliki bulu mata palsu, jadi saya dan teman-teman juga tidak memakai
bulu mata palsu, tetapi pakai bulu mata alami. :D Karena maskaranya juga sudah lama dan tinggal sedikit, jadi hasilnya agak aneh gimana gitu. But, tetap bagus kok.
Selesai memakai maskara, saya memakai blush on. Nah, karena saya hanya memiliki blush on warna orange ke-merahmuda-an,
jadi ya alhamdulillah lumayan cocok dan pas dengan kostum yang dipakai di acara itu, begitu juga dengan eye shadownya. Bagian yang
diberi blush on adalah tulang pipi kiri, kanan dan pucuk dagu bawah. Kata orang-orang
yang ahli rias sih, agar terlihat merona, dan hasilnya memang lumayan merona
meski warnanya orange.Hehe. Prosesi terakhir adalah memakai lipstick. Kebetulan saya memiliki lipstick warna orange ke-merahmuda-an.
Namun, herannya, warnanya tidak bisa semerona warna orange seperti eye shadow dan blush on. Atau mungkin karena
saya kemarin pakainya kurang tebal, jadi cepat luntur dan akhirnya warna
menjadi merah muda pucat gimana gitu,
atau mungkin juga pengaruh merah mudanya. Hmm, coba nanti dilihat di foto-foto saya.
Dan… Finally…Taraaa….
Ini hasil riasan saya….
Bersama sahabat: Dyta Wep (kiri) |
Bersama sahabat: Dyta Wep (kiri) |
Thanks to:
Galih Adhi Kartiko (fotografer)
Dyta Wep
Teman(s) Gamasutra FIB UGM
Yogyakarta,
-Dwi Ajeng Vye-
0 Komentar
Give ur coment